Minggu, 01 Mei 2016

Laporan pengelolaan limbah cair dan padat di Rumah Sakit

Mata Kuliah  : DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
Dosen              : Hj.Wahyuni Sahani,ST.,M.Si

LAPORAN
IDENTIFIKASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DAN PADAT
RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL


 

OLEH :
KELOMPOK I
            A.IIN SURYANI ALLE                                (PO.71.3.221.15.1.001)
EFRAIM SUWENDY KANNA TASIK      (PO.71.3.221.15.1.014)
NUR ASMIAH ALIMIN                               (PO.71.3.221.15.1.027)
SARIFUDIN                                                   (PO.71.3.221.15.1.040)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.III
2015/2016

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat karunia serta taufik atau hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tentang IDENTIFIKASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DAN PADAT RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj.Wahyuni Sahani,ST.,M.Si selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Kesling yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
            Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan kami selanjutnya. Mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang mendukung.

                                                                        Makassar, 03 Desember 2015

                                                                                                                                                                                                                                                           

                                                                                      Penyusun












DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan....................................................................................1
            1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................1
            1.2 Tujuan......................................................................................2
            1.3 Manfaat....................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................3
            2.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit..................................................3
            2.2 Tinjauan Umum Limbah Medis Rumah Sakit..........................4
Bab III Metodeologi Penelitian.................................................................13
            3.1 Gambaran Umum.....................................................................13
            3.2 Jenis Penelitian.........................................................................13
            3.3 Waktu Penelitian .....................................................................13
Bab IV Hasil dan Pembahasan..................................................................14
            4.1 Hasil.........................................................................................14
            4.2 Pembahasan.............................................................................14
Bab V Penutup..........................................................................................19
            5.1 Kesimpulan .............................................................................19
            5.2 Saran........................................................................................19
Daftar Pustaka...........................................................................................20
Lampiran....................................................................................................21








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkum- pulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 ).
Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis terbesar apabila dibandingkan dengan sarana pelayanan kesehatan lain , misalnya puskesmas,poliklinik, laboratorium dan dokter swasta maka produksi limbah medis yangdihasilkan  dari kegiatan rumah sakit tersebut lebih besar.
Limbah medis merupakan masalah yang cukup serius, terutama di kota-kota besar. Sehingga banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, maupun masyarakat untuk menanggulanginya, dengan cara mengurangi, mendaur ulang maupun memusnahkannya.  Limbah yang di hasilkan dari upaya medis seperti Puskesmas, Poliklinik, dan Rumah Sakit yaitu  jenis limbah yang termasuk dalam kategori biohazard  yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat zat yang membahayakan lainnya, sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu di atas 800 derajat celcius (LPKL, 2009).
Rumah sakit dan instalasi kesehatan lainnya memiliki “kewajiban untuk memelihara” lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta memiliki tanggung jawab khusus yang berkaitan dengan limbah yang dihasilkan instalasi tersebut. Kewajiban yang dipikul instalasi tersebut di antaranya adalah kewajiban untuk memastikan bahwa penanganan, pengolahan serta pembuangan limbah yang mereka lakukan tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan  dan lingkungan. Dengan menerapkan kebijakan mengenai pengelolaan limbah layanan kesehatan, fasilitas medis dan lembaga penelitian semakin dekat dalam memenuhi tujuan mewujudkan lingkungan yang sehat dan aman bagi karyawan mereka maupun masyarakat sekitar.
Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan upaya pengelolaan yang baik meliputi pengelolaan sumber daya manusia, alat dan sarana, keuangan dan tata laksana pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan. (Jais,  2011).

1.2  Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.      Untuk mengetahui fasilitas sanitasi di rumah sakit Umum Islam Faisal
2.      Untuk mengetahui pengolahan limbah padat dan cair rumah sakit Umum Islam Faisal.

1.3  Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penlitian ini adalah :
1.      Memberikan informasi tentang pengolahan limbah cair dan padat pada rumah sakit.
2.      Meminimalis dampak dan bahaya yang dapat ditimbulkan dari limbah rumah sakit yang tidak diolah dengan benar.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit
A. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes ,RI 2004).
Jenis dan dan Klasifikasi Rumah Sakit 
a.       Jenis Rumah Sakit Secara Umum
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya:
1.      Berdasarkan jenis pelayanan
-      Rumah sakit umum : Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
-      Rumah sakit khusus : Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,  golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
2.      Berdasarkan pengelolaan
-      Rumah sakit publik
Dapat dikelola oleh pemerintah,  pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 


-      Rumah sakit privat
Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.
b.      Klasifikasi Rumah Sakit Secara Umum
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit:
-      Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.
-      Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik luas.
-      Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.
-      Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar (Maria Septi Ulina Siahaan, 2010)

2.2 Tinjauan Umum Limbah  Medis Rumah Sakit
A.  Limbah Medis Cair Rumah Sakit
1.      Limbah Cair Rumah Sakit
Limbahcair RumahSakit adalahsemua air buangantermasuktinja yang berasaldarikegiatan RS, yang kemungkinanmengandungmikroorganismebahanberacun, dan radio aktifsertadarah yang berbahayabagikesehatan (Depkes RI, 2006).
2.      Sumber air limbah rumah sakit dibagi atas tiga jenis yaitu :
·         Air Limbah Infeksius
Air limbah yang berhubungan dengan tindakan medis seperti pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, perawatan penyakit menular, dll.
·         Air Limbah Domestik
Air limbah yang tidak berhubungan dengan tindakan medis yaitu berupa air limbah kamar mandi, dapur, dll.
·         Air Limbah Kimia
Air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, Laboratorium, sterilisasi, riset, dll (Ginting, 2008)
3.      Jenis Limbah Cair Rumah Sakit
Limbah cair rumah sakit terdiri dari limbah cair infeksius dan non infeksius berasal dari kegiatan Adisasmito (2007) dalam buku Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit, yaitu :
·         Pelayanan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) pasien berupa limbah cair dalam kamar mandi dan pencucian peralatan yang digunakan.
·         Laboratorium klinis, berupa air limbah dari pencucian peralatan laboratorium dan sejenisnya.
·         Pengobatan/ perawatan klinis, terutama berasal dari kegiatan pencucian ginjal dan pencucian peralatan.
·         Ruang operasi.
·         Laundry dan pembersihan ruang infeksi.
·         Emergency (Rawat Darurat).
·         Radiologi.
4.      Sifat Limbah yang dibuang ke saluran
Menurut Dirjen PPM & PL serta Pelayanan Medik Depkes RI (2002) dalam Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, sifat ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi kondisi air limbah yang dihasilkan. Secara umum air limbah mengandung buangan pasien, bahan otopsi jaringan hewan yang digunakan di laboratorium, sisa makanan dari dapur, limbah laundry, limbah laboratorium berbagai macam bahan kimia baik toksik maupun non toksik, dan lain-lain.
5.      Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
a.       Pengolahan Biologi Aerobik dan Biologi Anaerobik
Proses secara biologi dapat dilakukan secara aerobik (dengan udara) dan anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi aerobik dan anaerobik. Proses biologis biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan BOD yang tidak terlalu besar.
1.      Pengolahan Biologi Aerobik
Pengolahan Biologi Aerobik adalah pengolahan air limbah yang memerlukan oksigen untuk memetabolisme bakteri. Pengolahan limbah secara biologis aerobik dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
a.       Proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture)
b.      Proses biologis dengan biakan melekat (attached culture)
c.       Proses biologis dengan sistem kolam atau lagoon
2.      Pengolahan Biologi Anaerobik
Beberapa teknologi pengolahan limbah cair yang sering digunakan di rumah sakit yaitu proses lumpur aktif (active sludge proces), reaktor putar biologis (rotating biological contactor/RBC), proses aerasi kontak, proses pengolahan dengan biofilter “up flow”, dan pengolahan dengan sistem “biofilter anaerob-aerob”.
b.      Pengolahan sekunder dengan Lumpur Aktif (Actived Sludge)
Teknologi pengolahan limbah dengan Activated Sludge (Lumpur Aktif) ini sangat cocok untuk rumah sakit dengan kapasitas yang besar. Karena jika diterapkan untuk rumah sakit dengan kapasitas yang kecil, teknologi ini kurang ekonomis karena biaya yang diperlukan cukup besar. 
c.       Pengolahan dengan sistem Kolam Oksidasi
Sistem kolam oksidasi ini telah dipilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit yang terletak ditengah-tengah kota karena tidak memerlukan lahan yang luas.
d.      Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter "Up Flow"Proses pengolahan air limbah dengan biofilter "up flow" ini terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan media kerikil atau batu pecah, plastik atau media lain.
e.       Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob
Proses ini pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor.
f.        Pengolahan dengan Sistem Aerasi Kontak
Proses pengolahan air limbah dengan aerasi ini merupakan pengembangan dari proses lumpur aktif dan proses biofilter. Pengolahan air limbah dengan proses aerasi kontak terbagi dua, yaitu:
a.       Pengolahan Primer
b.      Pengolahan Sekunder.
g.      Pengolahan dengan Sistem Kolam Aerasi atau Kolam Stabilisas           
Sistem pengolahan air limbah “kolam stabilisasi” untuk kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas, maka biasanya sistem ini dianjurkan untuk rumah sakit di pedalaman (di luar kota) yang biasanya masih tersedia lahan yang cukup.
h.      Anaerobic Filter Treatment System
Proses pengolahan anaerobik yaitu proses pengolahan air yang menggunakan organisme yang aktif dimana oksigen tidak ada dan proses ini ditunjukkan oleh proses fermentasi metan.
6.      Persyaratan Limbah Cair Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, limbah cair rumah sakit harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
·         Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpangannya.
·         Saluran pembungan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan saluran air hujan.
·         Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang mememnuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.
·         Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah yang dihasilkan
·         Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus dilengkapi/ditutup dengan grill.
·         Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai kebutuhan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
·         Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
·         Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat radioaktif, pengelolaanya dilakukan sesuai ketentuan BATAN
·         Parameter radioaktif diperlukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan.
B.  Limbah Medis Padat Rumah Sakit
1.      Limbah Padat Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 menyatakan bahwa limbah padat medis adalah limbah yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2.      Klasifikasi Limbah Medis Padat Rumah Sakit
a.       Dikolompokkan Menjadi 4 empat ( Limbah Medis Padat ) , yaitu :
Ø  Kelolmpok A  : perban bekas pakai sisa lap/tissue, sisa potongan tubuh manusia dan benda lain yang terkontaminasi.
Ø  Kelompok  B  : spuit bekas, jarum suntik bekas, pecahan kaca dan
lain –  lain.
Ø  Kelompok  C  : bahan, atau sisa obat – obatan bahan kimia.
Ø  Kelompok  D  : Perlak, tempat penampungan urine, tempat penampungan muntah, bantal dan lain – lain yang dibuang.(Depkes RI, 1998 Dalam Andi Ruhban 1998)
b.      Limbah Bahan  Beracun dan Beracun ( B3 ) Rumah Sakit
Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, ada1ah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yangmengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hiduplain.Pengelolaan limbah B3 ada1ah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,pengangkutan,pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3 (Kepmenkes RI 1999).
3.      Sumber Limbah Medis Padat Rumah Sakit
Sumber dan jenis limbah medis padat  dirumah sakit (Depkes RI,1997, dalam Irwan Syamsuddin 2008), yaitu :
a)      Poliklinik Pemeriksaan
Limbah medis padat yang dihasilkan dari ruang ini berupa bekas pembalut, kapas jarum suntik disposible, botol bekas obat,  spuit bekas.
b)      Pelayanan Medis/Perawatan Dan penyembuhan Pasien
Limbah medis yang dihasilkan berupa kapas, perban, pembalut, jarum suntik disposible, botol infus, spuit bekas, slang transfusi, dan lain-lain.
c)      Ruang laboratorium
Limbah medis padat  yang dihasilkan dari kegiatan ruang ini adalah sisa bahan kimia, bahan sediaan, botol tempat pemeriksaan darah dan urine, bekas binatang percobaan.
d)      Ruang anestesi
Limbah yang dihasilkan berupa buangan bekas operasi sisa potongan tubuh, kapas, dan perban.
4.      Jenis Limbah Medis Padat
Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah medis padat dapat digolongkan sebagai berikut :
a)      Limbah benda tajam,dapat berupa jarum, pipet, pecahan kaca dan pisau bedah. Benda-benda ini mempunyai potensi menularkan penyakit.
b)      Limbah Infeksiusdapat dihasilkan oleh laboratorium, kamar isolasi, kamar perawatan, dan sangat berbahaya karena bisa juga menularkan penyakit.
c)      Limbah jaringan tubuhberupa darah, anggota badan hasil amputasi, cairan tubuh, dan plasenta.
d)      Limbah Farmasi, berupa obat-obatan atau bahan yamg telah kadaluarsa, obat-obat yang terkontaminasi, obat yang dikembalikan pasien atau tidak digunakan.
e)      Limbah Kimia, dapatberbahaya dan tidak berbahaya dan juga limbah yang bisa meledak atau yang hanya bersifat korosif.
f)       Limbah Radioaktif, merupakan bahan yang terkontaminasi dengan radio-isotof. Limbah ini harus dikelola sesuai dengan peraturan yang diwajibkan. (Djojodibroto, 1997)
5.      Sistem Pengelolaan Limbah Medis Padat
a)      Pemilahan
Dalam pengembangan strategi penanganan limbah, alur limbah harus diidentifikasikan dipilah-pilah, pemisahan limbah medis padat dan Limbah padat non medis pada tempat penghasil adalah kunci pembuangan yang baik. Dengan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan dalam penanganan limbah medis padat yaitu masing-masing untuk penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dalam penanganannya. ( Muhajirin , 2001 )
Dalam hal pemilahan limbah medis dan limbah padat non medis ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu sebagai berikut :
-          Limbah harus dipisahkan dari sumbernya.  
-          Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas.
-          Dipilah antara limbah medis padat yang digunakan kembali dengan limbah medis padat yang akan dmusnahkan atau   dibuang                                                                               
b)      Pewadahan
Pewadahan merupakan unsur yang sangat penting keberadaannya, karena di dalamnya tercakup nilai estetika, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Timbulan sangat heterogen dan keterbatasan lahan untuk pewadahan.( Madelan, 1995 dalam Irwan Syamsuddin, 2008).
Limbah medis padat  yang ditimbulkan dari kegiatan di rumah sakit, ditampung ke dalam wadah tertentu. Untuk menampung limbah tersebut harus disediakan wadah limbah yang bentuk, ukuran, dan jumlahnya disesuaikan dengan jenis dan banyaknya limbah yang dihasilkan (Mukramah, 1998 dalam Irwan Syamsuddin 2008)
c)      Pengumpulan
Pengumpulan limbah medis padat  merupakan proses pengambilan limbah dari tempat penampungan limbah masing – masing unit/ruangan ke tempat pembuangan akhir dengan menggunakan kereta atau troli.
Adapun kriteria Kereta atau troli yang digunakan untuk  mengumpulkan limbah medis dari masing – masing unit/ruangan yaitu:
1.      Kereta limbah medis padat dan limbah padat non medis dipisahkan.
2.      Kereta yang digunakan kedap air, kuat dan mudah dibersihkan.
3.      Kereta pengumpul  limbah medis padat memiliki penutup
4.      Kereta pengumpul  limbah medis padat memiliki label (warna) sesuai   jenis  limbah yang dikumpul.
d)      Penanganan Akhir
Adapun bentuk penanganan akhir yang pada umum dilakukan oleh tenaga pengelola limbah medis di Rumah Sakit yaitu sebagai berikut :
1.      Incenerasi
Incinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan limbah    dengan membakar limbah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-1800 oF (800 oC – 1000 oC ) dan dapat mengurangi limbah 70 %.
2.      Autoclave
Autoclaving sering dilakukan untuk perlakuan limbah infeksius. Limbah dipanasi dengan uap di bawah tekanan. Namun dalam volume yang besar saat dipadatkan, penetrasi uap secara lengkap pada suhu yang diperlukan sering tidak terjadi dengan demikian tujuan autoclaving (sterilisasi) tidak tercapai.








BAB III
METODIOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum
Rumah Sakit Islam Faisal diresmikan pembangunannya pada tanggal 24 september 1980 M/bertepatan dengan tanggal 15 Dzulqaidah 1400 H oleh Menteri Kesehatan RI, Dr. Suwarjo Surjaningrat setelah melalui beberapa proses perubahan nama. Rumah Sakit ini menyediahkan 11 tempat tidur inap.
Dimana Rumah Sakit ini sudah memberikan fasilitas yang memadai serta memberi pelayanan kepada orang-orang yang sakit dan membutuhkan perawatan. Rumah Sakit ini terletak Jalan Ap Pettarani Makassar tepatnya di jalan Faisal. Pengolahan limbah pada Rumah Sakit Faisal terbagi menjadi dua yaitu limbah cair dan limbah padat. Dimana pada pengolahan limbah cair dan limbah padat ini baru beroprasi pada tahun 2013.
3.2 Jenis Penelitian
Pelaksanaannya bersifat survey lapangan. Data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara secara langsung dengan pegawai RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL dengan ini bapak Fandi Aresta Ramadhani.
3.3 Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal               : Kamis, 03 Desember 2015
Waktu                         : 12:30 WITA- selesai
Lokasi                         : RS. Islam Faisal
                          Jalan Ap pettarani Makassar tepatnya Jalan Faisal.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan servey lapangan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1.      Pengolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah cair yang dilakukan pada RS. Islam Faisal menggunakan sistem pengolahan biologi aerob.
2.      Pengolahan Limbah Padat
Pengolahan limbah padat yang dilakukan oleh RS. Islam Faisal terbagi menjadi dua, yaitu :
1.      Insenerator
Mesin insenerator yang digunakan memiliki dua banner serta cerobong asap yang tingginya 17 m.
2.      Mesin pencacah jarum.
3.      Tempat pembuangan sampah sementara yang ditutupi dengan seng.
4.      Limbah padat domestik diangkut sebanyak 3 kali seminggu.
5.      Penggolongan limbah medis rumah sakit belum memenuhi syarat
3.      Limbah padat dan cair rumah sakit berdampak pada kesehatan manusia.

4.2  Pembahasan
1.      Limbah Cair Rumah Sakit
Pengolahan limbah cair yang dilakukan pada RS. Islam Faisal menggunakan sistem pengolahan aerob. Pengolahan limbah cair ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
ü  Air limbah yang berasal dari ruangan dan kamar yang ada di RS. Islam Faisal dialirkan pada bak kontrol yang terdapat di depan maupun belakang kamar dan ruangan tersebut.
ü  Semua air limbah yang berasal dari bak kontrol tersebut terhubung dan dialirkan pada bak pertama yang menggunakan sistem endapan selanjutnya air limbah tersebut akan mengalir melewati bak kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam.
ü  Di bak keenam air limbah ini akan dialirkan pada bak pertama yang berukuran besar dengan menggunakan sistem aerob.
ü  Setelah melewati bak pertama air limbah selanjutnya dialirkan pada bak kedua.
Kedua bak ini memiliki ukuran yang sama dengan panjang ± 3m dan diameter  ± 100cm. Masing-masing bak memiliki skat yang berfungsi sebagai penghubung dan bila mana terjadi kerusakan pada skat pertama maka perbaikan hanya dilakukan pada skat tersebut, tanpa harus membongkar dua skat yang lainnya.
Pada pipa yang mengalirkan air limbah menuju bak masing-masing memiliki tanda panah, hal ini berfungsi bila mesin berhenti beroprasi atau bak penuh, maka air limbah akan di back wass atau dilairkan kembali pada bak pertama
ü  Air limbah yang bersal dari bak tersebut selanjutnya dialirkan dengan menggunakan bantuan sinar ultraviolet yang berfungsi sebagai pembunuh kuman.
ü  Air limbah selanjutnya difiltrasi dan dialirkan pada kolam ikan koi dengan menggunakan bak yang berisi arang sebagi perantara.
Ikan koi berfungsi untuk memakan bakteri berbahaya pada air limbah tersebut.
ü  Sebaian air limbah yang berasal dari kolam ikan dialirkan pada empat bak yang selanjutnya akan mengalir ke lingkungan masyarakat.
Limbah yang mengalir ke lingukangan masyarakat ini tidak lagi berbahaya karna telah melalui proses pembunuhan mikroorganisme berbahaya pada air limbah rumah sakit tersebut. Air limbah yang mengalir ke lingkungan masyarakat sekita 10 kubik.
Berdasarkan hasil observasi yang kami peroleh pengolahan limbah cair RS. Islam Faisal telah memenuhi syarat sebagaimana yang tercantum pada Kepmenkes RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Selain itu pengolahan limbah cair yang menggunakan sistem aerob ini telah diolah dengan menggunakan bantuan sinar ultraviolet dan bantuan ikan koi hingga menghasilkan limbah cair yang ramah lingkungan.
2.      Limbah Padat
1.      Insenerator
Limbah padat seperti botol-botol, infus dibakar pada insenerator dengan suhu pembakaran 120° C. Abu dan partikel-partikel yang berasal  dari pembakaran tersebut disemprot air dengan menggunakan batuan gas elpiji yang dihubungakan dengan mesin pompa air, hal ini dilakukan agar abu pembakaran tersebut tidak mencemari lingkungan. Pembakaran dilakukan 1 kali sehari atau bergantung pada sampah medis. Dalam sekali pembakaran sampah mencapai 50 kg dalam waktu 1 jam. Hasil pembakaran dialihkan ke PT Multusam baik yang telah dihancurkan maupun yang belum dihancurkan.
Pengolahan limbah padat golongan  B pada RS. Islam Faisal telah diolah dengan baik menggunkan sistem insenerator yang ramah lingkungan.
2.      Limbah padat berupa jarum suntik dihancurkan pada mesin pencacah jarum.
3.      Sebagian sampah-sampah juga ditampung pada tempat pembuangan sampah sementara yang ditutupi dengan seng.
4.      Tempat pembuangan sampah sementara pada RS. Islam Faisal belum memadahi. Sampah yang ada di TPS  menumpuk dengan ditutupi oleh seng,  sehingga sampah tersebut dapat membusuk dan memungkinkan menjadi perkembangbiakan vektor, selain itu anak-anak yang tinggal disekitar lingkungan rumah sakit masuk mengambil limbah padat seperti spuit, sehingga sampah menjadi berantakan.
5.      Limbah padat domestik berupa botol-botol dan sampah-sampah plastik ditampung pada tempat pembuangan sampah sementara dan diangkut oleh mobil pengangkut sampah sebanyak 3 kali seminggu. Selain itu RS. Islam Faisal juga bekerja sama dengan pihak lain yang dapat mengolah limbah padat baik itu limbah medis dan limbah domestik. Akan tetapi masih terdapat sampah plastik seperti botol miniman dan pembungkus makanan yang berserakan di halaman belakang rumah sakit, hal ini dapat mengganggu estetika lingkungan rumah sakit. Penangan terhadap sampah yang berserakan ini dapat dilakukan dengan mempekerjakan tukang sampah yang akan rutin membersihkan sampah dilingkungan rumah sakit tersebut.
6.      Pengolongan limbah medis RS. Islam Faisal dengan  Warna kuning dan hitam  kantung plastic bertujuan untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang. Menurut buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Indonesia.1995, dan Pedoman Teknis Pengelolaan Limbah Klinis dan Desinfeksi dan Sterilisasi RS. Kode standar hanya diusulkan untuk 3 golongan sampah yang paling berbahaya yaitu:
o    Sampah Infeksius : Kantong berwarna kuning dengan symbol biohazard yang telah dikenal secara internasional berwarna hitam.
o    Sampah citotoksik : Kantong berwarna ungu dengan symbol limbah citotoksik (berbentuk cell dalam telo plasma)
o    Sampah radioaktif : Kantong berwarna merah dengan symbol radioaktif yang telah dikenal secara internasional.

3.      Pengolahan limbah padat bagi kesehatan manusia
Pengolahan limbah cair yang dilakuan RS. Islam Faisal telah memenuhi syarat, sehingga tidak memungkinkan timbulnya penyakit bagi masyarakat yang tinggal disekitar pemukiman RS. Islam Faisal. Pada pengolahan limbah padat RS. Islam Faisal belum sepenuhnya  memenuhi syarat terutama pada tempat pembuanagan sampah sementara.
Sampah selalu identik sebagai sumber penyakit. Apalagi tumpukan ribuan sampah medis  yang sangat potensial menimbulkan berbagai macam penyakit. Limbah padat rumah sakit yang dibiarkan menumpuk akan menimbulkan berbagai dampak bagi kesehatan masyarakat yang ada di lingkungan RS. Islam Faisal. Pembuangan Sampah Sementara yang digunakan tidak memadai. Banyaknya vektor yang berasal dari sampah tersebut seperti tikus dan lalat masuk ke pemukiman masyarakat. Sehingga memungkinkan timbulnya penyakit seperti diare, keracunan dan penyakit lainnya.














BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
1.      Berdasarkan hasil observasi kami, terhadap keadaan sanitasi Rumah Sakit Islam Faisal Makassar masih perlu diperbaiki karena masih banyak permasalahan yang kita lihat misalnya TPS yang sampahnya masih menumpuk sehingga memungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan vektor seperti lalat dan tikus.
2.      Pengolahan limbah cair dan padat di Rumah sakit sudah memenuhi persyaratan dan prosedur yang ditetapkan,tetapi hanya saja khusus untuk limbah padat perlu diberi warna sesuai dengan kode agar mudah dalam penaganan, selain itu TPS harus dibenahi agar tidak terjadi pembusukan sampah.

5.2  Saran
Diharapkan kepada pihak Rumah sakit Islam Faisal Makassar agar lebih memperhatikan penangan limbah padatnya dengan baik,dengan memberi warna kode yang sesuai dengan jenis sampahnya.
Selain itu, sampah yang ada di TPS harus diangkut secara rutin, sehingga tidak memungkinkan tempat berkembangnya vector yang dapat berpengaruh terhadap estetika dan menularkan penyakit.






DAFTAR PUSTAKA
sumber:http://staypublichealth.blogspot.com/2012/11/pengelolaan-limbah-rumah-   sakit.html# (diakses pada: 3 desember 2015)

www.evhyyoumilanaliskesehatan.blogspot.co.id (diakses pada: 4 desember 2015)







































Lampiran
1.      Pengolahan Limbah Cair
 
a.bak kontrol                                       b. 6 bak penampung limbah dari bak kontrol
c.2 bak besar yang mengolah limbah cair dengan menggunakan sistem aerob.
c.ruang ipal berisi yang mesin        d.limbah diproses dengan sinar ultraviolet yang selanjutnya difilter
    
d.ikan koi memakan mikroorganisme         e. 4 bak yang mengendapkan air
   berbahaya                                                     limbah
        
f. limbah yang berasal dari bak tersebut dialirkan kelingkungan masyarakat
2.      Pengolahan Limbah Padat
     
a.insenerator                                                 b. Banner pada mesin insenerator
     
c.insenerator dihubungkan dengan              d. Partikel pembakaran disemrot air
  gas elpiji dan mesin air                                 pada bak
     
e.hasil pembakaran dikirim ke PT               f. Tempat pembuangan sampah
   Multasam                                                     sementara
             
g.mesin pencacah jarum suntik                       h. Tempat sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

koment yang bisa membangun dan bernilai positif. trims. JB us