Dosen : Sulasmi, SKM., M.Kes
Mata Kuliah : Parasitologi
MAKALAH
GIARDIA LAMBLIA
Disusun Oleh:
ASTRI
NURUL HIDAYAH PO.71.3.221.15.1.010
EFRAIM
SUWENDY K.T PO.71.3.221.15.1.014
MARIATI PO.71.3.221.15.1.023
RISMA
NOVIANTY PO.71.3.221.15.1.035
TAQWALIYAH PO.71.3.221.15.1.047
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIPLOMA III
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana yang membahas mengenai protozoa
Giardia Lamblia.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.
Makassar , 06 April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
1.2 Rumusan
Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2
1.3 Tujuan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . .2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Giardia Lamblia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .3
2.2 Taksonomi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
2.3 Morfologi.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.4 Habitat. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.5 Siklus Hidup . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .6
2.6 Penyebab penyakit . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
2.7 Gejala Penyakit
Giardiasis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
2.8 Pencegahan Penyakit
Giardiasis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
BAB III KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . 13
3.2
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 13
DAFTAR PUSTAKA .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
14
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parasit ini di temukan oleh Anatomi Van Ieuwenhoek (1681),
sebagai mikro organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flegellata ini
pertama kali dikenal serta dibahas oleh lambl (1859), dan
diberi nama “intestinalis”. Stiles (1915) memberikan
nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari
paris dan Dr. Lambl dari Prague. Giardia lamblia
(identik dengan Lamblia intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa
parasit yang membentuk koloni dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan
giardiasis (infeksi usus kecil). Parasit giardia ini menambatkan dirinya ke
epithelium melalui cakram berperekat diperutnya dan bereproduksi melalui
pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar melalui darah, dan tidak menyebar
ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Mereka
menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak memerlukan
oksigen untuk hidupnya (anaerob).
Manusia adalah hospen alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies
dan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang
disebabkannya disebut Giardiasis, Lamblias, dengan distribusi geografik
bersifat kosmolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dari pada
di daerah beriklim dingin, dan parasite ini ju ga ditemukan di Indonesia. Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami
2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus
manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses
manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau
dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum,
setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval
kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan
menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit
masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses
penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk
mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan
dalam bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan.
Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran
pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali olehLeuwenhoek tahun
1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia
intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan
manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung,
sapi, berang-berang, rusa dan domba.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa
pengetian Giardia Lamblia?
2) Bagaimana
taksonomi Giardia Lamblia?
3) Bagaimana
morfologi dari Giardia Lamblia?
4) Dimana
tempat habitat dari Giardia Lamblia?
5) Bagaimana
siklus hidup dari Giardia Lamblia?
6) Bagaimana
penyebaran penyakit Giardiasis?
7) Apa
saja gejala-gejala yang ditimbulkan penderita Giardiasis?
8) Bagaimana
pencegahan penyakit Giardiasis?
1.3 Tujuan
1) Untuk
mengetahui pengetian Giardia Lamblia?
2) Untuk
mengetahui taksonomi Giardia Lamblia?
3) Untuk
mengetahui morfologi dari Giardia Lamblia?
4) Untuk
mengetahui tempat habitat dari Giardia Lamblia?
5) Untuk
mengetahui siklus hidup dari Giardia Lamblia?
6) Untuk
mengetahui penyebaran penyakit Giardiasis?
7) Untuk
mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan penderita Giardiasis?
8) Untuk
mengetahui pencegahan penyakit Giardiasis?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Giardia Lamblia
Giardia lamblia adalah salah satu protozoa
penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan
pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681
pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia
intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan
manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung,
sapi, berang-berang, rusa dan domba.
Penyakit yang disebabkan oleh Giardia
lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini terdapat di negara berkembang yang
beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding
dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2 tahun pertama
kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval yang
sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal
pada individu yang tinggal di negara berkembang.
2.2 Taksonomi
Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Zoomastigophora
Order : Diplomonadida
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : Lamblia
2.3 Morfologi
Dalam morfologi atau bentuk dari
protozoa parasit Giardia Lamblia ini mempunyai 2 stadium yaitu:
2.3.1 Stadium trofozoit
Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris
bilateral seperti buah
jambu monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya
meruncing. Permukaan dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral dan
terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung dan
menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ia mempunyai sepasang
inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom di tengah
atau butir-butir kromatin tersebar di plasma inti. Trofozoit ini mempunyai 4
pasang flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Terdapat 2 pasang
yang lengkung dianggap sebagai benda parabasal, letaknya melintang di posterior
dari batil isap.
Gambar 2.1 Tropozoit
Giardia lamblia
2.3.2 Stadium kista
Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron,
mempunyai dinding yang tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan
letaknya jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai
2 inti; yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub. Kista berukuran lebih
kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm. Letak
kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang
telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula
ditemukan longitudinal fibers.
Gambar 2.2 Kista
Giardia lamblia
2.4 Habitat
Giardia lamblia ditemukan di tanah, air, atau makanan
yang telah terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau protozoa G.lamblia
bisa berasal dari air yang terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus,
disaring, atau didesinfeksi dengan bahan kimia.
Jika
protozoa ini dalam usus manusia,protozoa tersebut dapat hidup di rongga usus
kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal jejenum dan kadang-kadang di saluran
dan kandung empedu. Bila kista matang tertelan oleh hospes, maka akan terjadi
ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasma membelah dan flagel tumbuh dari
aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Dengan pergerakan flagel yang cepat
trofozoit yang berada di antara villi usus bergerak dari satu tempat ke tempat
lain. Bila berada pada villi, trofozoit dengan batill isap akan melekatkan diri
pada epitel usus. Trofozoit kemudian berkembangbiak dengan cara belah pasang
longitudinal. Bila jumlahnya banyak sekali maka trofozoit yang melekat pada
mukosa dapat menutupi permukaan mukosa usus halus (Wolfe, 1992; Farthing, 1999;
Hawrelak, 2003). Trofozoit yang tidak melekat pada mukosa usus, akan mengikuti
pergerakan peristaltik menuju ke usus bagian distal yaitu usus besar. Enkistasi
terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai menjadi padat, sehingga
stadium kista dapat ditemukan dalam tinja yang padat. Cara infeksi dengan
menelan kista matang yang dapat terjadi secara tidak langsung melalui air dan
makanan yang terkontaminasi, atau secara langsung melalui fecal-oral.Giardia
lamblia mempunyai bentuk tropozoit dan kista, dan hidup di duodenum
dan di proksimal jejenum. Makan di ambil dari isi usus, meskipun parasite ini
mungkin mendapat makanan dengan mempergunkan batil isapnya dari sel-sel epitel.
Sedangkan cara berkembang biaknya dengan cara pembelahan mitosis selama
terbentuk kista.
2.5
Siklus Hidup
Siklus
hidup Giardia lamblia dimulai dari penularan dimulai dari
menelan parasit dalam bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena
asam lambung, dan keluarlah bentuk tropozoit Bentuk tropozoit segera membelah
dua, dan bergerombol dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian
mulai menimbulkan gejala gangguan saluran cerna.
Bentuk
tropozoit ini mirip buah pear yang dibelah dan mempunyai
sepasang cambuk(flagella) untuk membantu bergerak dan berenang
bebas di dalam lumen usus. Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu,
mengubah campuran makanan dan enzim pencernaan, Kemudian mulai menembus lapisan
selaput lendir usus, sambil terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun
tahun. Bentuk ada yang mati karena enzim pencernaan dan ada yang berubah
menjadi bentuk kista berdinding tebal dan keras.Yang ikut aliran cairan usus,
akan ikut keluar bersamakotoran, mencemari air sungai, air danau, air selokan,
atau mata air di pegunungan. Parasit G. lamblia mencemari air
permukaan, bersama-sama, Virus Hepatitis A, menyebabkan sakit kuning
(hepatitis), Kuman Salmonella menyebabkan penyakit demam
tipus, kuman Campilobacter menyebabkan diare pada manusia yang
tertular melalui konsumsi daging babi, atau susu mentah. Sanitasi air minum
perlu diperhatikan untuk menghindari penularan parasit, virus dan kuman
penyebab penyakit tersebut.
Penularan dapat
terjadi dari orang ke orang melalui tangan yang mengandung kista dari tinja
orang yang terinfeksi ke mulut orang lain, penularan terjadi terutama di asrama
dan tempat penitipan anak. Cara-cara penularan seperti ini adalah yang paling
utama. Hubungan seksual melalui anus juga mempermudah penularan. KLB terbatas
dapat terjadi karena menelan kista dari air minum yang terkontaminasi tinja
penderita, dan tempat rekreasi air yang tercemar dan jarag sekali penularan
terjadi karena makanan yang terkontaminasi tinja. Kadar chlorine yang digunakan
secara rutin untuk pengolahan air bersih tidak dapat membunuh kista Giardia,
khususnya pada saat air dalam keadaan dingin; air kotor yang tidak disaring dan
air danau yang terbuka terhadap kontaminasi oleh tinja manusia dan hewan
merupakan sumber infeksi.
2.6
Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit Giardiasis adalah
adanya parasit yang hidup di dalam perut. Nama parasit tersebut adalah Intestinalis Giardia. Mikro organisme ini hidup sebagai parasit dalam perut
manusia.Intestinalis Giardia dapat melakukan penyebaran ketika orang yang
terinfeksi melakukan buang air besar, mikro organsime ini bisa ikut keluar
bersamaan dengan feses atau tinja, dan dapat bertahan hidup selama beberapa
dalam beberapa minggu dan dapat menyebar pada air minum yang yang dikonsumsi.
Orang yang berpotensi
mengalami adalah mereka yang sering melakukan kontak dengan tempat keluarnya
feses, seperti saat mengganti popok bayit atau memberishkan tinjanya (cebok).
Jika tidak pandai pandai menjaga kebersihannya, maka dari sinilah mikro
organisme yang bernama Intestinalis
Giardia dapat ditransfer. Selain
itu orang yang juga dapat berpotensi memiliki penyakit Giardiasis adalah mereka
yang sering menkonsumsi air di bawah standar bersih.
Parasit ini ditularkan dari orang ke
orang melalui kista dalam tinja.
Penularan langsung terjadi diantara anak-anak atau mitra seksual, atau secara tidak langsung melalui air atau makanan yang terkontaminasi.
Penularan langsung terjadi diantara anak-anak atau mitra seksual, atau secara tidak langsung melalui air atau makanan yang terkontaminasi.
Giardiasis
terjadi di seluruh dunia dan terutama pada anak-anak dan di daerah yang tingkat
kebersihannya buruk.Lebih sering ditemukan pada laki-laki homoseksual dan pada
orang-orang yang mengadakan perjalanan ke negara-negara berkembang.
Penyakit ini juga lebih
sering menyerang:
·
orang-orang yang
memiliki kadar asam lambung yang rendah
·
orang yang lambungnya
sudah diangkat melalui pembedahan
·
penderita pankreatitis
kronis
·
penderita gangguan
sistem kekebalan.
Giardia
menyebar dengan “fecal-oral” artinya sebagian organismenya keluar dari
kotoran lantas menyebar lewat udara dan masuk ke orang lewat udara yang
dihisap. Sekali bakterinya masuk ke sungai atau danau. Bakteri akan bisa
bertahan berbulan-bulan, terutama di air dingin. Bakteri ini misalnya terdapat
di mata air pegunungan. Dari sisi teknis, sekali air tercurah dari langit
lantas mengena tanah maka kemungkinan hadirnya giardia besar sekali.
2.7 Gejala
Penyakit Giardiasis
Pada
kebanyakan kasus yang terjadi , orang yang terinfeksi biasanya mampu diatasi
dengan sistem kekebalan tubuh yang mereka miliki dan tidak memberikan
gejala. Jika gejala terjadi , mereka bisa datang pada satu sampai dua
minggu setelah kontak pertama dengan giardia tersebut. Gejala infeksi giardial
dapat bervariasi dari orang ke orang , tetapi secara umum mereka biasanya
mengalami diare.
Giardiasis
adalah infeksi usus halus bagian atas sering tanpa gejala. Namun ada pula
infeksi yang diikuti dengan berbagai gejala intensinal seperti diare kronis,
steatorrhea, kejang perut, bau saat bersedawa, kembung,
mengalami dehidrasi,
buang air besar berkali-kali, tinja pucat berlemak, lelah penurunan berat
badan. Biasanya tidak terjadi invasi ekstraintestinal, tetapi terjadi reaksi
radang sendi dan pada giardiasis yang berat, mungkin terjadi gangguan pada usus
dua belas jari dan kerusakan sel mukosa jejunum.
Untuk mengetahui
secara pasti apakah seseorang benar - benar
terkena penyakit giardiasis, seorang dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan
dilaboratorium dengan memastikan adanya Intestinalis Giardia dengan
menggunakan sampel tinja.
2.8 Pencegahan
Penyakit
Adapun cara yan dapat kita lakukan
untuk meminimalizir atau mencegah menular atau tersebarnya protozoa parasit
Giardia Lamblia ini dengan melakukan berbagai cara, seperti:
·
Mengkonsumsi
air minum yang sudah melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan
·
Pada
umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat
diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
·
Melindungi
tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
·
Meningkatkan
hygiene perorangan,misalnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
·
Penyediaan
makanan yang bersih dan baik.
Pencegahan
infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan, keluarga,
dan kelompok., dengan menghindari air minum yang terkontaminasi . Sanitasi air
minum untuk mencegah terjadinya epidemi giardiasis dilakukan dengan metode
coagulation-sedimentation-filtration. Klorinasi air minum untuk mengeliminasi
kista memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama pada
biasanya. Proteksi individu dapat dilakukan dengan merebus air sampai mendidih
minimal 1 menit. Bila air tidak dapat direbus, dapat diberikan 2-4 tetes
kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit sebelum diminum. Bila
airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista G.intestinalis.
Memanaskan makanan atau makanan yang matang dapat mencegah infeksi kista
G.intestinalis.
Pada
daerah terbuka dimana jarang ditemukan air di permukaan tanah, memerlukan
penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikrometer.
Disarankan untuk menggunakan yodium atau klorin dioksida pada air yang akan
dikonsumsi. Parameter air seperti suhu, kekeruhan, dan kepekatan juga dapat
mempengaruhi efektivitas suatu perawatan terhadap infeksi.
·
Penyaringan
dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikromiter pada air permukaan
tanah yang daerah terbuka
·
Menggunakan
Yodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi
·
Parameter
air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas
suatu perwatan terhadap infeksi.
Ingat,
bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya terdapat
Giardia. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku
keseharian khususnya perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit
ini dari makanan-minuman yang kebersihannya diragukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Giardia Lamblia adalah protozoa parasit
penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia yang disebut dengan penyakit
giardiasis.
Giardia Lamblia adalah kelompok protozoa
parasit.
Morfologi Giardia Lamblia dibagi menjadi
troposoit dan kista.
Giardia Lamblia dapat hidup di tanah, air,
makanan dan apabila masuk ke dalam tubuh protozoa ini akan hidup di saluran
pencernaan khususnya di duodenum.
Giardia Lamblia dimulai dari tertelannya
parasit dalam bentuk kista dan akan keluar melalui feces.
Giardiasis adalah penyakit karena hidupnya
protozoa parasit intestianalis dalam tubuh.
Gejala-gejala yang ditimbulkan penderita
Giardiasis kebanyakan terjadinya diare yang kronis,
Penyakit Giardiasis dapat dicegah dengan
memperhatikan hygine perorangan.
3.2 Saran
Setelah mengetahui habitat G.Lamblia kita di tuntut untuk
mencegah masuknya parasite G. Lamblia dalam tubuh dengan cara menjaga sanitasi
lingkungan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, E. dkk. 2004. “Mikrobiologi
Kedokteran”. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Soejoto dan Soebari,parasitologi medik jilid 1
protozologi dan helmintologi,solo
Cheng, Thomas C. 1973. General Parasitology.
Florida: Academic Press, Inc.
Safar, Rosdiana. 2009. Parasitologi Kedokteran:
Protozoologi, Entomologi dan Helmintologi. Bandung: Yrama Widya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
koment yang bisa membangun dan bernilai positif. trims. JB us